Sunday, 18 November 2012

Tarzan Photography Award; Talk show Photography & Entreprenership

Tarzan Photography dan an1mage menyelenggarakan Tarzan Photography Award sesi terakhir dari 10 sesi pra final yang diselenggarakan pada tanggal 14 Nopember sore. Dalam Sesi Road show pra final ini, diadakan talk show tentang photography dimana Dekan Fakultas Seni & Desain Universitas Multimedia Nusantara (Ultima), M.S. Gumelar menjadi salah satu nara sumbernya.

Dalam talkshow ini hadir presiden direktur Tarzan photo yaitu Pak Jimmy Iskandar dan juga Pak Joe Markus sebagai program direktur dari White Sands - Indonesia Photo Tour.

Talkshow ini membahasa bagaimana caranya memulai usaha dalam bisnis photography. Gumelar menjelaskan bahwa dalam bisnis photography terbagi menjadi 3, yaitu;
1.  Sebagai pengusaha jasa photography
2.  Sebagai penjual alat-alat photography
3. Sebagai Profesi yang bekerja secara freelance ataupun bergabung dalam suatu perusahaan yang membutuhkan keahlian photography-nya.

Untuk menjadi pengusaha dibidang jasa photography, maka tidak dibutuhkan skill yang handal dalam dunia photography, tetapi menjadi handal di dalamnya akan menjadi nilai plus, serta keberanian untuk berwira usaha, yang mempunyai mental pantang menyerah, konsisten dalam usahanya, kejujuran dalam berbisnis, kemampuan memanaje data, keuangan dan organisasi serta ramah agar mampu mengembangkan jaringan (network) dengan client agar lebih dekat.

Bila belum mempunyai modal, maka dimulai dari jasa menjadi photographer freelance, kemudian setelah modal terkumpul, berusaha membuat studio photo, dan tetap menjalin usaha sebagai freelancer, kemudian semakin besar, dan dikenal, ada baiknya membuka cabang di tempat lain, sehingga bisnisnya lebih berkembang.

Namun bila sebagai Profesional untuk bekerja diperusahaan, maka diperlukan skills photography yang  handal adalah mutlak, kemudian sikap yang baik, seperti kejujuran, ramah dan pantang menyerah. Maka dengan memegang itu semua, diharapkan karirnya akan meningkat pesat.

Saat ditanya tentang teknik-teknik, Gumelar menjelaskan bahwa teknik photography, lighting, angle, distance, composition yang mempunyai point of interest dan moment atau timing sangat penting, agar hasil jepretannya menjadi elegant, bahkan unik. (G)

http://michaelgumelar.blogspot.com/2012/11/photography-seminar-workshop-untuk.html









http://michaelgumelar.blogspot.com/2012/11/pengabdian-sosial-fotografi-untuk.html

Friday, 16 November 2012

Photography Seminar & Workshop untuk Pemuda Sekabupaten Tangerang

Pada tanggal 14-15 Nopember 2012, Dekan Fakultas Seni & Desain dan An1mage, M.S. Gumelar bersama dengan Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Multimedia Nusantara (Ultima) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Tangerang mengadakan seminar dan workshop Photography dari tingkat dasar sampai mahir bagi pemuda sekabupaten Tangerang.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian disusul oleh sambutan dan pembukaan oleh ketua panitia, Pak Bayu dan kemudian disusul oleh Pak Winarno sebagai direktur LPPM. Kemudian acara dilanjutkan dengan pengenalan sejarah tentang teknologi komunikasi.

Setelah itu dimulailah acara seminar tentang sejarah photography oleh Gumelar, dimana membahas sejarah awal ditemukannya alat-alat photography dan perkembangannya sampai di era terkini, yaitu menggunakan teknologi digital.

Seminar kemudian dilanjutkan dengan memberikan materi tentang asal mula kata photography, yang berasal dari kata latin photos dan graphos, photos yang artinya cahaya dan gaphos yang artinya gambar, sehingga gabungan dari kata-kata tersebut menjadi menggambar dengan cahaya, atau bila didefinisikan secara terkini, photography adalah hasil merekam obyek apapun sesuai dengan kebutuhan untuk dijadikan dokumentasi untuk seni ataupun non seni dengan menggunakan alat yang disimpan dalam satu panel dalam posisi cenderung diam (still).

Dasar-dasar dimulai dari klasifikasi kebutuhan dalam dunia photography yaitu;
1. Photography untuk Jurnalistik atau dokumentasi.
2. Photography untuk keperluan komersial
3. Photography untuk keperluan seni, untuk keperluan seni ini dibagi menjadi 2 saat merekam photo dengan obyek yang cenderung mahluk hidup tersebut yaitu dengan cara;
    a. Candid, yaitu dengan merekam obyek bergerak dengan tanpa sepengetahuan obyek yang direkam.
    b. Design, mendesain secara keseluruhan obyek yang akan diphoto.

Kamera mempunyai 2 bagian utama, yaitu body atau badan kamera, lalu lensa kamera, lensa terbagi menjadi 4 tipe lensa yaitu
1. Tele, diperlukan untuk merekam obyek (shot) dari jarak jauh agar tampak lebih dekat
2. Wide, diperlukan untuk merekam obyek atau area agar tampak lebih luas
3. Macro, diperlukan untuk merekam benda-benda yang cenderung kecil agar tampak
lebih detil.
4. Tele Macro, diperlukan untuk merekam obyek atau subyek yang cenderung jauh, tetapi tetap kedetilannya terekam baik.


sumber; http://bit.ly/KlVIxa

Kemudian Gumelar menjelaskan tentang 4 teknik yang harus dimiliki oleh seorang photographer handal yang ada di alat rekam photo atau kameranya yaitu;
1. Shutter Speed
2. Aperture
3. Focal Length
4. ISO

Kemudian sisanya dari luar kamera yaitu;
1. Lighting & Shading
2. Angle & Distance
3. Komposisi yang cenderung ada satu obyek atau subyek yang menjadi point of interest.
4. Moment
5. Unik

Bahasan hari pertama pada tanggal 14 Nopember 2012, seminar dan workshop diutamakan pada pengenalan alat, cara penggunaannya, teknik-teknik photography dan prinsip-prinsip dalam photography.

Hari kedua, pembahasan diutamakan pada lighting & shading, Angle & Distance, Komposisi dan Moment, sehingga sudah tercakup dari mulai tingkat dasar  sampai ketingkat mahir selama 2 hari, dan diakhiri dengan hunting photo serta dipilih 3 photo terbaik hasil hunting tersebut. Berikut 3 Photo terbaik yang mengakhiri sesi seminar dan workshop (G).


Saturday, 3 November 2012

Pengabdian Sosial: Fotografi untuk Pramuka


Dekan Fakultas Seni & Desain Universitas Multimedia Nusantara dan an1mage, M.S. Gumelar bekerja sama dengan Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Ultima, P.M. Winarno telah menyelenggarakan Pengabdian Sosial dalam bidang Fotografi bagi pramuka-pramuka di Bumi Perkemahan kitri Bhakti Curug - Tangerang, pada tanggal 2 November 2012

Dalam pengabdian sosial tersebut Gumelar menjelaskan bagaimana menggunakan digital SLR (single lens reflection) camera. Dimana dapat diatur Shutter Speed, yang akan mempengaruhi output-nya, dengan pembagian yang semakin besar, misalnya 1/3 dengan 1/800, maka semakin besar pembaginya, maka gerakan yang cepat akan semakin seperti ter-freeze, hal ini akan terlihat hasilnya bila memfoto obyek seperti air yang mengalir dengan deras, semakin kecil angka pembaginya, maka semakin seperti blur pada area yang bergerak tadi, bila semakin besar pembaginya, maka hasil shoot foto obyek air akan seperti es yang beku.


Kemudian tentang Focal Length atau lebih sering disebut pengatur fokus, yang berguna untuk bermain depth of field, yaitu menciptakan kedalaman sesuai kebutuhan, dimana obyek yang dibuat fokus, sisanya menjadi lebih tidak jelas atau blur.


Kemudian Aperture atau light exposure, dimana semakin besar pembaginya, maka semakin sedikit cahaya yang masuk.


ISO dimana di zaman alat photography masih menggunakan celluloid atau film, maka identik dengan ASA atau DIN untuk beberapa negara. ISO ini merupakan standart untuk kecepatan dan kepekaan film celluloid terhadap cahaya dan gerakan. Bila ASA-nya besar, maka kepekaan cahaya dan merekam gambar akan semakin bagus, misalnya ASA 400 atau ISO 400, lebih peka dan mampu menangkap cahaya dan gerakan lebih cepat daripada ASA 100, tetapi itu untuk media rekam film.

Namun sekarang zaman sudah memasuki camera digital, sehingga fungsi ISO cenderung hanya pada kepekaan cahaya rekam yang tidak lagi menggunakan celluoid atau film, tetapi menggunakan CCD, sehingga kecepatan benar-benar bergantung kuat pada shutter speed, gunakan ISO dengan bijak, bila tidak, maka akan lebih banyak grain (bintik-bintik pixel) yang muncul bila berlebihan.

Setelah tahu basic-nya, maka kemudian belajar angle & distance, angle adalah sudut pandang pengambilan obyek apapun, akan sangat menyenangkan bila bisa dari bawah (low angle), bisa dari atas (high angle), dan bila sejajar mata (eye level) ada baiknya sedikit menyamping (3/4 view) yang berguna akan foto tidak seperti  datar mirip shape (bentuk 2D), sehingga kesan ilusi form atau seakan benda yang solid lebih terasa.

low angle

                                                                      high angle

Eye level 3/4 view

Kini berbicara tentang distance, atau jarak, ada extreme close up, yaitu jarak paling dekat kepada obyek tertentu yang menjadi pusat perhatian, atau yang menjadi penekanan (emphasis).


Close up, dimana jaraknya dan obyek yang masuk dalam  frame atau yang akan diabadikan dalam media foto sekitar area kepala, dari rambut sampai sekitar pundak atau dada.



Medium Shot, biasanya sekitar kepala sampai area paha kaki.



Long Shot, untuk obyek manusia dan non manusia dimana meliputi dari kaki sampai kepala, atau juga disebut sebagai establish shot untuk suatu tempat, dimana sering digunakan sebagai pengenalan suatu tempat dalam suatu adegan. Istilahnya yang digunakan mirip seperti cinematografi? Elements & principles of design-nya sama, demikian juga tekniknya sama, yang membedakan adalah bila cinema camera, merekam adegan yang bergerak, sedangkan fotografi cenderung untuk still image (diam).

Long Shot

Establish Shot

Extreme shot, ini merupakan jarak yang tidak dapat diukur secara pastinya, sebab akan berbeda sesuai kebutuhan, tetapi yang pasti, jaraknya dapat sejauh mungkin sesuai kebutuhan.


Kemudian belajar Lighting & Shading, dimana sinar yang bagus untuk fotografi seni adalah sinar yang datangnya dari samping kiri atau kanan, lalu dari bawah atau atas, hindarkan lighting dari arah depan, karena membuat obyek menjadi tidak mempunyai form yang kuat, sehingga berkesan flat atau datar mirip 2D, terkecuali untuk foto news (jurnalistik) dan majalah remaja, tetapi lighting dari belakang (backlight) dapat digunakan untuk memberikan efek dramatis, seperti dalam adegan suspense (aksi yang menegangkan).


Kemudian, dengan memahami elements & principles of design, akan sangat mempengaruhi hasil komposisi dan keindahan suatu hasil karya foto ataupun movie, dengan membaca buku Art & Design Principles berikut, maka akan bisa memahami lebih banyak dalam komposisi. (G).

Art & Design Principles - ebook version





Thursday, 1 November 2012

Call for Paper in Solo Accepted: Mendisain Kurikulum berbasis Visi & Misi Suatu Lembaga

Dekan Fakultas Seni & Desain Universitas Multimedia Nusantara dengan An1mage , M.S. Gumelar mempresentasikan paper-nya yang telah diterima di ajang DKV Ekreaprener 2012, yang berlangsung 19-21 Oktober 2012. Paper  yang berjudul "Mendisain Kurikulum berbasis Visi & Misi Suatu Lembaga Pendidikan" tersebut menjadi salah satu paper yang dipresentasikan dan dipandu oleh ketua event DKV Ekreaprener yaitu Bapak Ahmad Adib dalam event tersebut.

Paper tersebut berisi bagaimana mendisain atau merancang kurikulum yang mengarah pada visi dan misi yang disesuaikan dengan suatu lembaga pendidikan tersebut. Hal ini menjadi sangat rancu bila ternyata satu universitas yang telah berhasil menerapkan suatu pola program kurikulum kemudian ditiru oleh lembaga lainnya yang sejenis dalam bidang pendidikannya, jelas Gumelar.

Gumelar menambahkan, belum lagi dengan adanya dosen honorer (freelance) yang sangat berjasa dalam memberikan inputan dari mulut ke mulut kepada universitas dimana para dosen luar biasa ini cenderung untuk mengabarkan keberhasilan suatu program pendidikan.

Sehingga yang muncul adalah dosen-dosen tersebut cenderung untuk memberikan inputan agar diadakan juga mata kuliah ataupun suatu program pendidikan tersebut di universitas lainnya dimana dosen luar biasa tersebut mengajar.

Hal tersebut sekilas terlihat positif, namun setelah diterapkan, karena adanya kecenderungan visi, misi, dan ciri khas suatu lembaga pendidikan satu dengan lainnya yang berbeda, maka tentu saja ada kecenderungan tidak berhasil, membuat masalah baru dan tentu saja mengaburkan visi, misi, dan ciri khas lembaga tersebut, karena hampir semua lembaga akhirnya pola pendidikannya mirip-mirip dan tidak berciri khas sesuai dengan visi dan misi lembaga tersebut.

Padahal bukankah berbeda itu suatu keunikan dan akan menjadi suatu keunggulan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lainnya? Tandas Gumelar.

Oleh karena itulah bila ada suatu mata kuliah yang berbeda dan tidak ada di lembaga pendidikan lainnya, jangan panik dan merasa bersalah, apalagi di kritik oleh dosen-dosen honorer dengan kata nyeleneh, hal ini wajar, sebab dosen-dosen honorer ini kebanyakan tidak tahu visi dan misinya suatu lembaga, sehingga mereka cenderung untuk menyamaratakan bahwa mata kuliah ini seharusnya ada dan mata kuliah itu seharusnya tidak ada.

Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dilakukan sosialisasi visi dan misi kepada para dosen honorer ini dan sebaiknya merekrut dosen honorer tersebut menjadi dosen tetap bila dibutuhkan. Dalam jangka panjang ada baiknya bila perlu disekolahkan ke jenjang lebih tinggi bila ternyata dosen honorer tersebut masih tingkatan Sarjana (S1) sehingga akan memudahkan pembentukan regenerasi dan asset universitas yang berharga tersebut sehingga visi dan misinya suatu lembaga pendidikan akan menjadi lebih baik dan mempunyai keunggulan tersendiri.

Walaupun sebenarnya perlu juga memberikan kesamaan bagi beberapa fakultas seni & desain, yang mempunyai prodi yang sama untuk menyelaraskan skills minimal yang harus dikuasai lulusan sebagai ciri khas keilmuan fakultas atau prodi di bidang seni & desain tersebut, sehingga membentuk kurikulum secara bersama akan menjadi acuan penting minimum keahlian yang seharusnya dimiliki lulusan, demikian kata Gumelar dengan bersemangat. (G)




Wednesday, 17 October 2012

Seminar 2D Animation: Hybrid Technique in Iran

Salah satu Dekan Universitas Multimedia Nusantara bekerja sama dengan An1mage , yaitu M.S. Gumelar, dari Fakultas Seni & Desain telah memberikan seminar dari hasil penelitiannya yaitu 2D Animation: Hybrid Technique di ajang seminar dan pameran internasional yaitu: 6th International Digital Media Exhibition di Iran.

Acara ini berlangsung selama sekitar 10 hari untuk ajang internasional, berlangsung 5-15 Oktober 2012, dan beberapa hari tambahan untuk ajang lokal di Iran sendiri. Dalam acara tersebut, tidak hanya M.S. Gumelar yang diundang secara resmi oleh Pemerintah Iran, tetapi juga Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyakarat (LPPM) Ultima, yaitu Dr. P.M. Winarno, lalu Edwin Sutiono, kemudian Djohan Setiawan, Ainaki yang diwakili oleh Deddy Syamsudin, dan artist legendaris penemu style baru yang khas dari negara kita tercinta Indonesia yaitu Wedha Abdul Rasjid dengan Wedha's Stylenya atau lebih sering disebut dengan nama Wedha's Pop Art Portrait (WPAP.)

Gumelar dalam seminarnya menjelaskan bahwa membuat animasi 2D tidaklah semahal di masa lalu yaitu saat masih menggunakan camera dengan media rekam celuloid, atau mewarna dengan cara trasisional yang menghabiskan banyak cat. Dengan cara terobosan yang sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu sebelum bukunya terbit dengan judul Memproduksi Animasi TV solusi Murah dan Cepat, dan beberapa tahun kemudian dengan versi ebook-nya.

2DAnimation: Hybrid Technique ini juga sudah masuk dalam jurnal internasional, dan juga buku yang terbaru dengan judul 2D Animation: Hybrid Technique - Book A.  Sehingga dalam seminar di Iran ini, Gumelar menjelaskan secara tuntas dan lugas bahwa membuat animasi 2D dapat dilakukan dengan cara menggabungkan teknik tradisional dengan digital.

Disisi lainnya, Gumelar menjelaskan, membuat animasi apapun, baik itu animasi format 2D ataupun format 3D, tetap menggunakan Laws of Motion atau Fisika, dan juga bila animasinya realis, maka menggunakan anatomy tubuh secara biology, serta kesesuaian gerak mulut dengan suara, yaitu lip sync yang pas, yang berhubungan dengan timing.

Gumelar juga menjelaskan, bahwa animasi cenderung ke tiga hal tersebut, yaitu kealamian gerak karena mengerti hukum fisika, lalu anatomy atau fisiologi secara biology dan lip syc-nya. Namun bila berbicara mengenai karakter  dan cerita, maka bukankah sudah seharusnya menarik dan unik? Dan itu termasuk dalam membuat Story Design yang bagus, sebab animasi hanya menjembatani storyline yang di dalamnya sudah ada character yang bagus pula.

Saat ditanya, kenapa seminar di Iran? Jawaban Gumelar sederhana, karena diundang dan dibiayai oleh pemerintah Iran, sehingga ada kebanggan tersendiri saat sudah datang di sana. Gumelar menambahkan bahwa suasana di Iran sangat bagus, ada pepohonan di tepi-tepi jalannya, gedungnya megah-megah mirip dengan minimalist style untuk rumah modern dikarenakan di area padang pasir.

Tetapi uniknya suasana padang pasir sudah tidak ada saat di Tehran, Ibukota Iran, semuanya gedung dan rumah megah serta banyak mobil berlalu-lalang, bayangan tengah padang pasir dan ontanya sirna sudah. Teknologi juga sudah modern, saat pameran 6th International Digital Media Exhibition di Iran berlangsung ada penerapan Motion Capture (mocap), ada display games dan animasi buatan teman-teman di Iran yang canggih dengan menggunakan 2D dan 3D format, ada 3D TV tanpa menggunakan kacamata sehingga dapat langsung dilihat, dan masih banyak teknologi up to date lainnya.

Masyarakatnya juga ramah-ramah, suka menyapa orang asing. Jalan dan gedung-gedung sangat rapi, tidak ada sampah yang berserakan. Suasananya berbeda jauh dari bayangan sebelumnya yang sering diberitakan di internet, TV dan media cetak pada umumnya. Sehingga bila diundang lagi maka Gumelar akan sangat gembira untuk memenuhi undangan tersebut. (G).






Tuesday, 17 July 2012

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN PEMUDA SEKABUPATEN TANGERANG & PENGEMBANGAN MERK, LOGO, PRODUK & KEMASAN PRODUK

Para Pemuda yang telah berwira usaha ataupun yang tertarik untuk menjadi pengusaha  pada tanggal 17 Juli 2012  berkumpul di Student Lounge Universitas Multimedia Nusantara dan An1mage dalam rangka mengikuti pelatihan seminar & Workshop "Kewirausahaan Pemuda Sekabupaten Tangerang & Pengembangan Merk, Logo, Produk & Kemasan Produk".

Sebagai pembicara dalam seminar & Workshop ini adalah Dekan Fakultas Seni & Desain - Universitas Multimedia Nusantara yaitu Bapak M.S. Gumelar, beliau memberikan penjelasan mengapa seseorang menjadi pengusaha dan akhirnya bagaimana mempertahankan perusahaan tersebut selama mungkin. 

Dalam mempertahankan perusahaan selama mungkin inilah dibahas lebih detil bagaimana membuat perusahaan yang telah memiliki merk, logo, produk dan kemasannya dapat menjadi ujung tombak selain marketing dan promosi.

Dalam membahas Logo, Gumelar mengatakan bahwa ada banyak teori yang melenceng yang beredar di dunia perlogoan, yaitu adanya logo yang mudah dikenali atau dalam bahasa lainnya familiar, bila ada logo yang familiar sejak pertama kali dibuat, berarti logo tersebut ada kemungkinan memang pernah dilihat dan otomatis menjadi tidak unik atau tidak berbeda, sehingga ada kemiripian dengan logo lainnya, jangan pernah menggunakan logo seperti ini.

Juga bila logo terlalu mengikuti trend, maka suatu logo juga bisa salah arah, karena bila cenderung mengikuti trend akan membuat banyak logo yang juga semakin mirip satu dengan lainnya, sehingga malah susah untuk dihafal karena kemiripannya, paling penting adalah dengan membuat logo yang unik yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan ataupun tujuan dari suatu produk, bila logo tersebut sebagai logo produk.

Dari segi desain, Gumelar mengatakan, desain logo sebenarnya ada 5 style, yaitu 1. Simplicity, dimana logo cenderung simple 2. Complexity, yaitu logo cenderung kompleks dalam desainnya, 3. Ethnic, dimana cenderung mengusung ciri khas budaya local 4. Futuristic, dimana desain cenderung mengarah ke gaya-gaya relatif masa depan dan 5. Fine Art, dimana gaya ini cenderung mengutamakan sense of art dalam desainnya.

Dalam segi warna, logo biasanya terdiri dari 1. Monotone, dimana warna cenderung menggunakan satu warna 2. Duotone, dimana menggunakan cenderung 2 warna dan 3. Colorful, dimana menggunakan lebih dari 2 warna.

Sedangkan dalam membahas kemasan produk, Gumelar juga mengatakan adanya salah pengertian terhadap kemasan yang creative, sebab creative packaging bila malah membuat budget kemasan meningkat juga akan membuat buruk cash out flow perusahaan.

Mengapa adanya salah pengertian? Gumelar memberikan contoh, bahwa dengan membuat kemasan produk seunik mungkin agar dapat digunakan ulang untuk keperluan lain (reuseable), tidak perlu sampai mengubah bentuk form (bentuk 3D) kemasan, karena biaya molding karena berbeda justru akan membuat budget menjadi lebih besar, namun tentu saja bila perusahaannya sudah maju pesat dan banyak keuntungan, hal ini dapat dilakukan.

Dan juga dengan adanya suatu bahan kemasan yang bertujuan protektif terhadap suatu produk, kemasannya dapat didaur ulang (recyclable) maka diperlukan bahan yang ramah lingkungan, misalnya sudah tidak lagi menggunakan bahan kertas karena otomatis membuat penebangan pohon akan semakin banyak, yang berdampak buruk pada lingkungan. tetapi dengan menggunakan plastik juga merupakan pilihan yang buruk, ada baiknya penggunaan plastik dikurangi dengan menggunakan bahan yang dapat hancur tetapi tidak juga menebang pohon, misalnya menggunakan kemasan berbahan kain yang non polyester atau temuan lain yang memungkinkan untuk digunakan tetapi ramah untuk lingkungan.

Seminar dan workshop ini berlangsung sukses dengan hadirnya banyak wirausahawan muda, calon wirausahawan, pemuda-pemuda KNPI Tangerang dan sekitar, serta Pemda Kabupataen Tangerang. Acara ini diselenggarakan atas kerja sama Pemda Tangerang, LPPM Universitas Multimedia Nusantara dan An1mage yang dipimpin oleh Dr.P.M. Winarno. (G)

Saturday, 7 July 2012

Pengabdian Sosial Sharing Kurikulum Basis Kompetensi di SMK

Pada tanggal 7 July 2012, Universitas Multimedia Nusantara dan An1mage mengadakan Pengabdian Sosial Sharing Kurikulum Basis Kompetensi di SMK Sumbangsih-Jakarta. Direktur LPPM ULTIMA Dr. P.M. Winarno dalam pengabdian sosial ditemani oleh Dekan Fakultas Seni & Desain Universitas Multimedia Nusantara yaitu Bapak M.S. Gumelar.

Sharing ini diawali oleh Gumelar, dengan materi bagaimana menyusun kurikulum basis kompetensi berdasarkan visi dan misi institusi itu sendiri. sehingga lulusan dan skill atau keahliannya sesuai dengan visi dan misi institusi tersebut.

Dimulai sesi pertama oleh Gumelar, Gumelar berkata kurikulum adalah suatu sistem yang didesain untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi dan misi institusi tersebut, yang dijabarkan pula dalam tiap mata kuliah yang ada sesuai dengan level pendidikan yang diajarkan diinstitusi tersebut. Jadi kurikulum bukanlah distribusi mata kuliah yang diajarkan di institusi tersebut, tetapi itu hanya sebagian kecil dari kurikulum yang berupa sistem utama yang paling besar.

Setelah pengertian kurikulum tadi, maka mulai membuat kurikulumnya berdasarkan visi dan misi institusi, disitu dijelaskan sebagai contoh bagaimana Universitas Multimedia Nusantara membuat kurikulum yang diterapkan oleh Gumelar dalam kurikulum basis kompetensi (keahlian) di Fakultas Seni & desain, program Studi Desain Komunikasi Visual yang terdiri dari 3 Peminatan (spesialisasi) yaitu peminatan Animation, Digital Cinematography serta Graphic Design.

Dimana kurikulum tadi tidak langsung ke mata kuliah, tetapi mengutamakan lulusannya berdasarkan visi dan misi dulu. Misalnya dalam visi dan misinya ada kalimat "menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti yang luhur", maka ini adalah salah satu elemen penting dalam menciptakan lulusannya.

Nah dari situ harus ditemukan elemen-elemen lainnya, sehingga dari elemen dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dewasa ini yang sesuai jamannya, maka dapat dijabarkan lebih detil menjadi mata kuliah.

Dari elemen "berbudi pekerti yang luhur" ini dapat dijabarkan menjadi mata kuliah: Etika dalam hukum, Etika dalam kode etik profesi, Pendidikan Kemanusiaan, Pendidikan Religi dan pendidikan sikap lainnya yang dianggap perlu untuk menghasilkan lulusan yang bersikap baik (good Attitude).

Sesi kedua oleh P.M Winarno, Winarno sharing tentang penerapan kurikulum berdasarkan pengalaman Universitas Multimedia Nusantara, dapat diadaptasi dan diterapkan untuk kurikulum tingkat SMK bila ada beberapa kurikulum institusi yang ingin diregerasi dalam format yang sesuai dengan visi dan misinya, agar lulusannya siap mandiri ataupun siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Universitas.

Sehingga dengan mengadopsi kurikulum yang adadiharapkan akan memudahkan SMK Sumbangsih dan SMK lainnya dalam merancang kurikulumnya sendiri yang berciri khas SMK itu sendiri bila ingin regerasi ke kurikulum pendekatan visi dan misisehingga tidak mencontoh SMK lainnyasebab dengan mempunyai mata kuliah dan kurikulum yang sesuai dengan visi dan misi SMK itu sendirimaka lulusannya akan sesuai dengan visi misinya tersebut. (G)

screen recorder untuk merekam tutorial di komputer, free: http://www.screen-record.com/screen2exe.htm